Bidadari Bhumi

Saban pagi, Bhumi yang pengangguran itu mempunyai aktivitas baru: lari keliling komplek perumahan dan sesekali menerobos jalan kampus. Katanya dia mau menerapkan pola hidup sehat. Ah alasan, sebenarnya kurang kerjaan saja dia.

Nah itu dia datang. Nafasnya tersengal-sengal. Keringat bercucuran dari kepalanya membasahi kaos biru yang ia kenakan. Dua gelas air minum pun habis diminumnya.

Aku tidak mau berbagi capek, dia yang lari maka biarlah dia merasakan sendiri capeknya jadi aku menghiraukannya. Cuman dia mencuri perhatianku ketika mengatakan, “Pet, tadi aku berpapasan dengan bidadari.”

Ada apa pula ini. Dia sebenarnya lari atau sedang berburu bidadari. Jangan-jangan lari pagi hanyalah modus baginya untuk mengincar cewek-cewek.

“Ah bukan bidadari tapi mungkin pimpinan para bidadari. Karena bidadari surga akan minder apabila bertemu dengan bidadari yang satu ini.”

“Dia yang kau maksud siapa?” tanyaku.

“Ya dia. Dia yang tadi berpapasan denganku.”

“Kalau dia itu bidadari, apa dia mempunyai sepasang sayap?”

“Mungkin saja. Mungkin sayapnya tersembunyi dibalik gamis yang ia kenakan.”

“Oh ngerti aku. Bidadari yang kau maksud itu dia yang memakai kerudung sampai menutup dada. Jilbabnya menjulur ke tanah dan memakai kaus kaki bukan!”

“Ehe.” Bhumi mengangguk. “Kau tahu Pet, di sekitar kita sebenarnya banyak bidadari yang berkeliaran. Sayang jika kita melihatnya kita disuruh menundukkan pandangan.”

“Ya sayang sekali. Tapi kenapa bidadari surga merasa minder dengan dia ya? Padahal yang namanya bidadari itu mahluk yang paling ter dan ter. Pokoknya parasnya cantik, bermata jelita, kulitnya seputih susu, atau semua hal yang bisa dibayangkan oleh seorang lelaki tentang keindahan wanita.”

“Bidadari adalah penduduk langit. Mereka terbiasa dengan urusan langit. Sedangkan bidadari kita itu tidak tahu tentang rahasia langit. Memang bidadari kita bisa mengetahui rahasia langit dari Al Qur’an dan cerita Rasulullah, tapi bidadari kita kan tidak tahu jika hal itu benar-benar ada. Bidadari kita juga tidak pernah melihatnya secara langsung. Tapi karena keimanan lah bidadari kita bisa meyakini Allah SWT itu ada. Itulah kenapa bidadari surga merasa takjub dengan bidadari kita.”

“Oooo..” Aku melongo mencoba mencerna perkataan Bhumi. “Sebentar-sebentar! Dari tadi kamu ngomongnya bidadari kita-bidadari kita, memangnya kau sudah menjemput bidadari mu itu?”

Bhumi memandangku. Hanya senyuman di wajahnya. Entah apa arti senyumannya itu, apakah iya atau tidak sama sekali! []peta

4 thoughts on “Bidadari Bhumi

  1. Saya izin copas dikit y kalimat.n
    Hemm…Jd familiar dng kata2 bidadari stlah baca Perempuan Bidadari.n Kuncir kecil sm agar bidadari cemburu padamu.n Salim A. Fillah 🙂

    • Astaga, gk ingat pernah nulis tulisan ini.. 🙂
      *sya dulu sering baca tulisan chio dkk, tulisan2 sya pd periode ini dipengaruhi divan and the gank..”

Leave a comment