Tidak disangka diantara tumpukan buku yang saya punya belum baca, saya punya buku “Cara Cepat Dan Kuat Hafal Juz ‘Amma”. Saya lupa kapan membelinya, sepertinya saat ada pameran buku. Waktu itu saya lumayan banyak memborong buku, mungkin buku tersebut diantaranya. Semoga kelupaan ini bukan tanda-tanda kalau saya mulai pikun!
Insiden kecil ini meyakinkan saya bahwa membeli buku itu tidak akan rugi, memborong buku bukan pemborosan tapi sebuah investasi. Memang ada beberapa buku yang saya beli belum saya baca tuntas, tapi suatu saat saya yakin buku itu akan berguna disaat yang tepat. Kalau pun tidak bermanfaat untuk kita barangkali berguna bagi orang lain.
Seperti kejadian ini misalnya, saya memang sedang berniat untuk menghafal juz ‘amma secara utuh. Tidak sekarang yang hafal sepotong-potong atau hafal beberapa surat saja. Tidak dinyana hanya berawal dari niat, eh bukunya ternyata sudah ada, dan alhamdulillah ada guru yang mau ngajari belajar tahzin dan tahfizh. Klop!
Keinginan menghafal juz ‘amma awalnya muncul setelah saya menonton tayangan acara Hafidz Indonesia pada bulan ramadhan lalu. Melihat adik-adik itu (terutama Farid jagoan saya) sudah hafidz Qur’an diusia mereka yang masih cilik, membuat saya malu. Bagaimana dengan saya? Menjadi pertanyaan saya waktu itu. Saya tidak langsung pasang target untuk langsung hafidz Qur’an, tapi dimulai dengan langkah kecil yaitu hafal juz ‘amma. Bukankah langkah besar dimulai dari langkah-langkah kecil! *digebukin pakai mouse*
Bagi sebagian orang mungkin menghafal Qur’an adalah hal utopis yang bisa dilakukannya. Padahal Allah SWT menyampaikan dalam surat cintaNya surat Al Qamar ayat 17, kemudian di ulang pada ayat 22, 32, dan 40: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran”. Saya sendiri tidak tahu, kemudahan yang dimaksud dalam bentuk seperti apa? Mungkin jika saya memulainya, baru bisa saya rasakan kemudahan tersebut.
Jika menghafal Qur’an adalah sebuah keutopisan, saya kira menghafal juz ‘amma adalah hal yang realistis. Apalagi sedikit bocoran dari buku tersebut, kalau dihitung juz ‘amma yang dihafal hanya 9 lembar kurang satu baris. Jika “hanya” 9 lembar saya kira bukan perkara sulit bukan!
Sedikit bocoran juga dari buku ini yang sengaja saya tulis ulang. Barangkali ada diantara kalian yang kasusnya seperti saya (atau cuman saya saja). Ingin hafal juz ‘amma atau mungkin menghafalkan anaknya, pasangannya yang hanya jago baca tidak jauh dari surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas. Cekidot!
Menurut pakar kedokteran, cara kerja otak manusia ada tiga macam: pertama menerima pesan, kedua menyimpan pesan, dan yang ketiga mengeluarkan pesan. Jika kita memahami cara kerja otak kita seperti ini, insyaAllah tidak akan putus asa jika suatu saat di dalam belajar kita mengalami kesulitan, khususnya dalam materi tahfizh (hafalan). Mungkin saja, ketika kita masih sulit mengeluarkan hafalan kita, ketika itu otak kita masih dalam fase menyimpan, atau bahkan masih dalam fase menerima materi yang kita hafal. Namun kebanyakan kita mengira bahwa otak kita ketika itu sudah masuk kategori mampu mengeluarkan hafalannya.
Otak masih dalam fase menerima pesan dengan baik, ketika kita baru membaca materi hafalan tersebut sebanyak empat puluh kali, kemudian masuk dalam fase menyimpan pesan dengan baik, ketika kita membaca materi hafalan tersebut empat puluh kali lagi. Dan yang terakhir adalah hafalan kita akan masuk fase mengeluarkan pesan (hafalan) dengan baik, jika kita membaca materi hafalan tersebut empat puluh kali lagi. Jadi jumlah pembacaan keseluruhan seratus dua puluh kali pengulangan, sejak awal hingga akhir.
Jika Anda menginginkan hafalan cepat dan bagus, Anda harus banyak meluangkan waktu untuk membaca secara berulang-ulang, Anda mampu menghafal secara bagus, tapi dengan waktu yang lama sesuai dengan seberapa banyak bacaan yang Anda telah baca dan mengulang-ulanginya.
Setelah berusaha semaksimal mungkin, perbanyaklah doa, khususnya doa tentang kemudahan mendapatkan ilmu dan pemahaman tentangnya. Dan sempurnalah usaha Anda dengan tawakkal. []peta
mulai dari kecil2 dulu. hafalan surat2 pendek juz amma. dari surat an-naas sampai an-naba lalu juz 29 sampai 28. dari 1 surat sampai surat paling depan.
klo guru ngaji sya itu mulainya dari an-naba dulu malah.. #NgikutAja
#langsungpuyeng
selamat menghafal. saya menghafalnya juga dari belakang dulu
pas banget saya lagi mulai hafalan,,, terinspirasi oleh dua kakak kelas kembar yang hafiz,
nah ada tmennya.. 🙂
#happymenghafal