Langit jingga merekah di ufuk mentari
Sunyinya menjejakkan kaki di jalan sepi
Di jalanan kuda besi mati suri
Lenggang senyap semilir angin mengganti
Membawa serta keramaian kota menuju desa
Bahkan rumah-rumah yang berisik itu ikut tidak beraksara
Ditinggal bermigrasi bersama tapi sementara
Walau macet merayap, antri mengular, ongkos melambung diluar nalar
Menyita keringat untuk memberi kabar
Sebab hari ini hari Pulang Akbar!
Kontrakan, 4 Agustus 2013
🙂
🙂
di hari yang bersamaan, hari pulang akbar, saya tertinggal.
di ajak menyepi di kota yang ditinggal tamu-tamunya.
begitu terus, di setiap hari pulang akbar.
Bye bye kota tertinggal
Ku pulang tuk datang kembali.. 🙂
nahh, mudik 😀
Yupz peta lgi mudik ne.. 🙂
Mksih udah sudi mampir..
Wah, gaya bahasanya mirip 🙂
gaya sastra lama, salam kenal 🙂
puisi2 di blog agan jg keren.. :matabelo